Pasal 1
Baca selengkapnya »
Tema : Agama
Makna
: Pasal pertama berisi tentang agama karena Raja Ali Haji menempatkan
agama sebagai hal yang terpenting bagi rakyatnya. Bagi beliau, orang yang tidak
beragama tidak memiliki identitas diri. Untuk mencapai kesempurnaan, manusia
harus mengenal yang empat (empat zat yang menjadikan manusia mula-mula). Orang
yang mengenal Allah, melakukan perintah-Nya dan
Tema : agama
Makna
: Isi dari pasal kedua juga masih tentang agama. Semakin manusia
mengenal Allah, maka semakin takut ia pada-Nya. Perintah-perintah-Nya wajib
kita laksanakan, terutama yang menjauhi larangan-Nya, tidak akan berbuat salah.
Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaan-Nya yang
paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan di dunia sebenarnya
tertipu karena ia tidak menyadari kalau dunia fana sebenarnya merugikan.
Pasal 2
tercantum dalam rukun Islam,
shalat, puasa, zakat, dan naik haji. Raja Ali Haji menanggap shalat sebagai
pegangan hidup. Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan
akhirat, berarti Allah tidak akan menjaga orang itu. Harta dari orang yang
tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah. Orang yang tidak naik haji
(apalagi bila ia mampu) tidak menyempurnakan janji sebagai orang Islam.
Pasal 3
Tema : menjaga diri
Makna
: Dalam pasal ketiga, Raja Ali Haji mengingatkan betapa pentingnya
menjaga anggota tubuh dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Mata harus
dijaga supaya tidak timbul keinginan-keinginan yang menyimpang. Telinga harus
dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan. Orang yang menjaga
omongannya akan mendapatkan manfaat. Tangan juga harus dijaga dari mengambil
milik orang lain. Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang
tidak patut. Hidup harus dijalani penuh semangat. Jangan merugikan diri dengan
melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat.
Pasal 4
Tema : budi perketi
Makna
: Raja Ali Haji berbicara tentang budi pekerti dalam pasal keempat. Hati
adalah inti dari jiwa manusia. Hati yang dengki hanya akan merugikan diri
sendiri. Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya. Amarah adalah
perbuatan sia-sia. Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan
terus tampak di mata orang lain sebagai pembohong. Orang yang paling celaka
adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri sampai harus dikatakan
oleh orang lain. Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan
menjadi dermawan justru harta kita akan bertambah (ditambah oleh Allah).
Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.
Pasal 5
Tema : karakter pribadi seseorang
Makna
: Rangkap pertama pada pasal kelima bermakna orang yang bersifat baik
tampak dari perbuatannya. Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari
perilaku dan tutur katanya. Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat dan
tidak melakukan perbuatan yang sia-sia. Orang yang pandai tidak pernah jemu
untuk belajar dan memetik pelajaran dari hidupnya di dunia. Orang yang baik
adalah orang yang dapat bersosialisasi dalam masyarakat.
Pasal 6
Tema : budi pekerti
Makna
: Melalui pasal keenam, Raja Ali Haji memberi tahu orang-orang seperti
apa yang sebaiknya ada di sekitar kita. Carilah sahabat yang setia dan dapat
membantu kita. Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal
buruk. Istri yang patut diambil adalah istri yang berbakti. Abdi (pengikut,
pembantu, budak) yang baik untuk diambil adalah abdi yang berbudi.
Pasal 7
Tema : budi pekerti
Makna
: Pasal ketujuh juga berisi tentang budi pekerti. Orang yang banyak bicara
memperbesar kemungkinan berdusta. Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan
kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan. Setiap
pekerjaan harus ada persiapannya. Anak harus dididik supaya tidak menyusahkan
orang tua di kemudian hari. Orang yang gemar mencela orang lain bagaikan tong
kosong yang nyaring bunyinya. Raja Ali Haji juga menghimbau orang untuk tidak
malas dan menerima kabar dengan kepala dingin. Perkataan yang lemah-lembut akan
lebih didengar orang daripada perkataan yang kasar. Orang yang benar jangan
disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan).
Pasal 8
Tema : pergaualan
Makna
: Dalam pasal kedelapan, Raja Ali Haji berpesan kalau orang yang ingkar
dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya. Orang yang egois
selalu memamerkan kebaikan dirinya dan menyalahkan orang lain. Pujian tidak
usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain. Sifat-sifat jelek
dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang telah
kita perbuat. Kesalahan orang lain jangan diumbar dan kesalahan sendiri harus
disadari.
Pasal 9
Tema : budi pekerti
Makna
: Dengan membaca pasal kesembilan, kita bisa tahu kondisi seperti apa
yang membuat setan datang atau pergi. Manusia yang mengerjakan pekerjaan yang
tidak baik diibaratkan sebagai setan. Perempuan tua yang jahat bagaikan
pimpinan setan. Jangan menjilat pada raja. Para pemuda sering melakukan
perbuatan maksiat. Laki-laki dan perempuan jangan bertemu dalam suasana yang
mendorong perbuatan negatif seperti zina. Orang tua yang berhemat (hidup tanpa
berbuat sia-sia) dan orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.
Pasal10
Tema : berbakti pada orangtua
Makna
: Kewajiban
terhadap orang tua, anak, istri, dan teman dibahas dalam pasal kesepuluh. Anak
harus hormat dan berbakti pada ayah-ibunya. Orang tua harus benar-benar
mendidik anaknya supaya berhasil dan dapat menaikkan derajat mereka. Orang
harus ingat kepada istri dan gundiknya supaya aib tidak tersebar dan tidak
membuat malu. Kita juga harus adil terhadap teman.
Pasal 11
Tema : tolong menolong
Makna
: Kita hendaknya menolong sesama, terutama yang sebangsa. Kita harus
membuang sifat-sifat buruk dan memegang amanat. Amarah sebaiknya ditahan untuk
mendahulukan keperluan (hajat). Jangan mendahulukan diri sendiri, berarti kita
harus antri. Bila ingin disukai orang-orang, kita harus membentuk sikap yang
menyenangkan. Semua ini terangkum dalam pasal kesebelas.
Pasal 12
Tema : budi pekerti
Makna
: Pasal yang kedua belas atau pasal yang terakhir membahas tentang
kewajiban raja, orang yang berilmu, dan hikmah kematian. Hubungan raja dengan
menteri adalah saling menjaga satu sama lain. Raja yang baik atau raja yang
mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang adil terhadap rakyatnya. Orang
yang berilmu dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain. Bila manusia
mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah. Orang yang
tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.
0 komentar:
Posting Komentar
berikanlah komentar yang baik dan berbahasa yang sopan