Selasa, 23 Oktober 2012

Apa Itu ATFG-8 ?

Mulai mengenal ATFG-8 tahun 1998 dari salah satu rekan kerja yang mengalami stroke dan menjalani terapi di ATFG-8 cabang Tangerang ketika itu. Teman-teman di tempat kerja begitu senang karena yang sebelumnya terbaring sakit kemudian bisa kembali bekerja dan mengemudikan kendaraan sendiri seperti sedia kala.
Selain itu pak Haji Sukis juga sering milhat tayangan ATFG-8 di stasiun televisi TVRI dan Jak TV menyaksikan bagaimana pengalaman para pasien yang menjalani metoda terapi tanpa obat dan jamu melalui ATFG-8.
Pada bulan Agustus 2011, tepatnya pada hari ke-dua bulan Ramadhan, awal gejala stroke mulai menyerang. Sebelumnya pak Haji Sukis memang sering mengalami tekanan darah tinggi. Tidak disangka ketika itu mulai menimbulkan komplikasi gejala stroke.
Sebagai tindakan awal, pak Haji Sukis dibawa ke sebuah tumah sakit dan menjalani rawat inap selama seminggu. Sepulang dari rawat inap diharuskan mengkonsumsi 4 macam obat setiap hari. Sebulan sekali harus melakukan pemeriksaan ke dokter dan mendapatkan obat yang sama dengan harga yang tentu tidak murah. Sebagai perawatan tambahan, keluarga mencoba membawa pak Haji Sukis ke tempat terapi Akupuntur sebanyak satu paket saja, tetapi perkembangannya belum begitu menggembirakan.
Kebetulan tempat tinggal pak Haji Sukis berada di daerah Lubang Buaya – Jakarta Timur tidak jauh dari ATFG-8 cabang TMII. Setelah melakukan terapi yang pertama belum merasakan adanya perubahan. Tetapi setelah kunjungan terapi yang ke-dua, tiga jari kaki kiri yang selalu tertekuk mulai bisa digerakkan. Setelah terapi yang ke-4 kali sudah banyak merasakan perkembangan. Cara bicara yang semula tidak lancar, sekarang sudah bisa bercerita mengenai pengalamannya diterapi dengan ATFG-8. Cara berjalan yang semula harus dibantu dengan tongkat, sekarang sudah bisa berjalan sendiri. Obat yang harus dikonsumsi, semula sebanyak 4 jenis, sekarang hanya tinggal satu jenis saja.
Pak Haji Sukis berharap rangkaian terapi selanjutnya dapat membantu menstabilkan tekanan darahnya yang naik dan turun di kisaran 120/80 hingga 140/90. Bila kondisi kesehatannya sudah stabil, terapi yang dilakukan cukup setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali.

Pengalaman ini telah disampaikan pada program acara Medika Natura yang tayang di Jak TV pada Senin, 16 Januari 2012.

Kata kunci: stroke, darah tinggi
Sebelumnya: Noening Djamilah - Penderita Diabetes
Selanjutnya : Eni Fatmi - Penderita Menstruasi Sakit dan Banyak

Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

berikanlah komentar yang baik dan berbahasa yang sopan

Copyright © Teja Note's 2010

Replaced Teja Genio